Jumat, 13 Mei 2011

Kampusku

Bagiku, kampus masih tetap menjadi tempat belajar. Meski hingga kini sudah lama mengajar, tapi mengajar sendiri adalah proses belajar. Aku dapat memperoleh banyak ilmu dan pengalaman. Termasuk dari kampus itu sendiri.
Kampus, bagiku, adalah buku besar, sebuah ensiklopedi kehidupan, khususnya tentang makna akademika. Di kampus aku belajar banyak, bukan hanya tentang teori-teori yang seringkali kurang aplikatif, tapi juga tentang etika, moral, agama, dan juga demokrasi. Di kampus pula aku menemukan orang-orang jujur, salih, tawadlu, dan setia. Dan di kampus pula aku menemui orang-orang "asing" yang pandai berpura-pura akrab dan setia, padahal dia adalah penghianat.
Mukanya dua, bahkan lebih dari dua. Di depan dia berkata manis, tapi di belakang dia berkata sebaliknya. Di depan dia bersumpah setia, di belakang dia menikam kejam.
Tuhan, maaf, aku ingin bertanya: "Inikah yang Engkau sebut sebagai orang-orang munafiq, seperti Engkau sendiri jelaskan dalam kitab suci-Mu?".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar